Langsung ke konten utama

Meracau: Menumbuhkan Rasa Percaya Diri

Rasa kecil hati terkadang muncul menghantui ketika dihadapkan pada persoalan yang rumit dan sulit. Itu hal wajar sebab siapapun itu, selagi masih tergolong dalam spesies manusia, pasti memiliki rasa khawatir. Perasaan khawatir yang berlebihan itu kemudian menjelma menjadi bayangan raksasa yang siap menggencet, mengkerdilkan rasa yakin pada diri.

Nyatanya, sebesar apapun perasaan khawatir dan kecil hati itu, ia tetaplah perasaan yang terbangun dan lahir dari pikiran. Sehingga solusi untuk hal itu adalah Pelatihan Sdm mengendalikan pikiran agar terus bersikap tenang dan optimis. Meski demikian, hal itu tidak selalu menjadi perkara gampang. Bahkan tak jarang seseorang membutuhkan dorongan dari luar, semisal semangat dari pacar, dan lain sebagainya.

Waktu terkadang juga sangat efektif untuk membantu membakar semangat juang agar jangan mau kalah pada rasa takut. Orang-orang sering menyebutnya sebagai the powe of kepepet.

Mengenai hal the power of kepepet ini, saya sendiri pernah mengalaminya langsung. Pernah suatu ketika, aku terlibat dalam suatu kegiatan pengumpulan data. Jujur saja, saya tergolong orang yang susah untuk membangun komunikasi dengan orang lain, apalagi diharuskan untuk melakukan wawancara. Oleh sebab itu, saya seringkali mendaftar pada posisi sebagai korektor. Tapi ironisnya, ada salah seorang anggota tim yang sakit secara tiba-tiba, sehingga saya pun harus menggantikannya. Singkatnya, the power of kepepet pun menunjukkan kesaktiannya, yang tadinya takut dan tidak pede, seketika merasa menjadi seorang pewawancara ulung.

Masalahnya, apakah saya atau kita harus menunggu datangnya the power of kepepet untuk menciptakan gerak perubahan di dalam diri? Pastinya tidak kan, sebab kita sendiri tidak pernah tahu apakah power itu memang akan dan pasti muncul dalam keadaan genting.

Dalam hal ini, barangkali kita bisa mengambil pelajaran dari sebuah film kartun berjudul Dragon Ball. Kenapa memangnya dengan film tersebut? Dalam sebuah episode, dikisahkan Berzita yang mewakili bumi (semesta 7) harus bertarung dengan makhluk saiya lainnya dari semesta 6. Sebagai seorang pangeran yang telah kehilangan rasnya, Bezita mungkin memiliki keterikatan batin. Lebih-lebih ketika ia mendapati bahwa manusia saiya dari semesta 6 tidak dapat melakukan perubahan bentuk. Bezita lantas memancing kemarahan orang saiya tersebut sehingga tanpa sengaja melakukan perubahan wujud mode bertarung (mode super saiya). Lantas Bezita berpesan untuk selalu mengingat sensasi kemarahan itu ketika ingin melakukan perubahan.

Dalam konteks the power of kepepet, pelajaran yang dapat dipetik dari penggalan kisah itu adalah mengingat sensasi semangat yang menggebu, perasaan tiada takut, tidak terbebani oleh apapun, dan sedikitpun tidak perduli apakah upayanya dalam mengusahakan sesuatu akan berhasil atau tidak. Sensasi itu hendaknya kita rekam dan tanamkan di dalam hati agar sewaktu-waktu Jadwal Pelatihan Sdm dapat kita duplikasi, khususnya ketika dihadapkan pada sebuah persoalan.

Kenapa juga harus takut pada hal yang belum menjadi kenyataan? Kenapa juga harus merasa kerdil, sementara Tuhan sendiri mendeklarasikan bahwa manusia adalah ciptaannya yang paling baik di antara makhluk lainnya. Ingat, masing-masing memiliki potensi untuk berkembang, kemudian berhasil.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Meracau: Waktu Yang Terbuang Untuk Main-main

Sudah beberapa bulan ini, aplikasi game bernama Summoner’s war ini menjadi apk favorit yang ku buka setiap hari di hp samsung tercinta. Bahkan, game yang tidak terlalu membutuhkan skill ini (lebih banyak membutuhkan faktor keberuntungan) sukses menggusur game mobile legend yang ada di gawaiku. Cukup kumpulkan scroll sebanyak-banyaknya, lalu berharap memperoleh monster kuat dengan skill jempolan . Selebihnya player perlu menyesuaikan item yang tepat untuk menambah daya tempur. Kembali lagi pada tema “hidupku adalah bermain” (bermain video game). Rasa-rasanya memang sebagian waktu   dari hidupku (sebenarnya cukup banyak), aku habiskan untuk bermain video game. Mulai dari mesin game boy (gimbot), nitendo, ps 1, ps 2, ps 3, dan lain-lain, pernah aku jajal. Meski demikian, skill yang ku miliki biasa-biasa saja. Jika difikir ulang, seandainya waktu tersebut aku gunakan untuk belajar dan membaca, pasti (insyaallah) kepandaianku sudah se level pertapa. Sayangnya bukan itu yang terjadi. ...

Meracau: Orang Baik Punya Masa Lalu, Orang Jahat Punya Masa Depan

Pepatah bijak berbunyi “Orang baik punya masa lalu, orang jahat punya masa depan.” Kalimat itu seketika terbersit di pikiran. Kalimat yang dulu ku dengar dari seorang penceramah pada sebuah acara talkshow. Ia seorang kyai nyentrik yang suka berceramah dari satu tempat hiburan malam ke tempat hiburan malam lainnya. Ia pun sosok berkharisma yang tak pilih-pilih dalam bergaul. Salut! Terlepas dari sosok kyai itu, lantas apa pasal sehingga kalimat bijak tersebut yang menjadi pembuka dalam tulisan ini? Manusia seringkali susah untuk memaafkan kesalahan . Jangankan kesalahan orang lain, kesalahan diri sendiri pun terkadang susah dimaafkan. Sehingga kesalahan-kesalahan penuh sesal itu berubah menjadi beban yang menghantui, menggerogoti mental saban hari. Orang-orang semacam itu biasanya berdalih ‘susah berdamai meski dengan diri sendiri.’ Barangkali, mereka (orang-orang yang susah move on ) punya cara berpikir bahwa setiap kesalahan dan dosa haruslah ditebus dengan penyucian diri deng...