Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2020

Meracau: Orang Baik Punya Masa Lalu, Orang Jahat Punya Masa Depan

Pepatah bijak berbunyi “Orang baik punya masa lalu, orang jahat punya masa depan.” Kalimat itu seketika terbersit di pikiran. Kalimat yang dulu ku dengar dari seorang penceramah pada sebuah acara talkshow. Ia seorang kyai nyentrik yang suka berceramah dari satu tempat hiburan malam ke tempat hiburan malam lainnya. Ia pun sosok berkharisma yang tak pilih-pilih dalam bergaul. Salut! Terlepas dari sosok kyai itu, lantas apa pasal sehingga kalimat bijak tersebut yang menjadi pembuka dalam tulisan ini? Manusia seringkali susah untuk memaafkan kesalahan . Jangankan kesalahan orang lain, kesalahan diri sendiri pun terkadang susah dimaafkan. Sehingga kesalahan-kesalahan penuh sesal itu berubah menjadi beban yang menghantui, menggerogoti mental saban hari. Orang-orang semacam itu biasanya berdalih ‘susah berdamai meski dengan diri sendiri.’ Barangkali, mereka (orang-orang yang susah move on ) punya cara berpikir bahwa setiap kesalahan dan dosa haruslah ditebus dengan penyucian diri deng

Meracau: Waktu Yang Terbuang Untuk Main-main

Sudah beberapa bulan ini, aplikasi game bernama Summoner’s war ini menjadi apk favorit yang ku buka setiap hari di hp samsung tercinta. Bahkan, game yang tidak terlalu membutuhkan skill ini (lebih banyak membutuhkan faktor keberuntungan) sukses menggusur game mobile legend yang ada di gawaiku. Cukup kumpulkan scroll sebanyak-banyaknya, lalu berharap memperoleh monster kuat dengan skill jempolan . Selebihnya player perlu menyesuaikan item yang tepat untuk menambah daya tempur. Kembali lagi pada tema “hidupku adalah bermain” (bermain video game). Rasa-rasanya memang sebagian waktu   dari hidupku (sebenarnya cukup banyak), aku habiskan untuk bermain video game. Mulai dari mesin game boy (gimbot), nitendo, ps 1, ps 2, ps 3, dan lain-lain, pernah aku jajal. Meski demikian, skill yang ku miliki biasa-biasa saja. Jika difikir ulang, seandainya waktu tersebut aku gunakan untuk belajar dan membaca, pasti (insyaallah) kepandaianku sudah se level pertapa. Sayangnya bukan itu yang terjadi. Ten

Meracau: Tentang Serangga

Sekor lalat terlihat terbang mengitari buah belimbing yang sudah terlihat menguning. Lalat buah, pikirku. Tentu saja, mana ada lalat bangkai yang terbang hinggap pada buah segar nan wangi. Sesekali ku seruput teh panas yang baru saja ku buat. Alangkah tenang dan damainya kehidupan pedesaan. Sederhana tapi penuh makna. Beberapa bulan telah ku habiskan untuk tinggal di rumah. Meski ada rindu pada tempat perantauan yang telah sekian tahun kusinggahi, tapi toh rasa rindu untuk pulang lebih besar. Rumah adalah tempat paling damai. Ia adalah perwujudan surga, meski sesaat saja. Tentu saja, bagaimana bisa tempat yang masih berada di dunia, seindah apapun itu, dibandingkan dengan surga. Kabarnya saja, nikmat di sana tak ada tandingnya. Orang tua-tua bilang, sejauh apapun pergi, tapi pulang mestilah tujuan akhir. Entah pulang ke rumah, pulang ke kampung halaman, bahkan pulang menuju-Nya, Dzat Yang Maha Esa . Pulang bahkan sudah menjadi budaya masyarakat Indonesia. Simak saja, setiap tahun,

Meracau: Menumbuhkan Rasa Percaya Diri

Rasa kecil hati terkadang muncul menghantui ketika dihadapkan pada persoalan yang rumit dan sulit. Itu hal wajar sebab siapapun itu, selagi masih tergolong dalam spesies manusia, pasti memiliki rasa khawatir. Perasaan khawatir yang berlebihan itu kemudian menjelma menjadi bayangan raksasa yang siap menggencet, mengkerdilkan rasa yakin pada diri. Nyatanya, sebesar apapun perasaan khawatir dan kecil hati itu, ia tetaplah perasaan yang terbangun dan lahir dari pikiran. Sehingga solusi untuk hal itu adalah Pelatihan Sdm mengendalikan pikiran agar terus bersikap tenang dan optimis. Meski demikian, hal itu tidak selalu menjadi perkara gampang. Bahkan tak jarang seseorang membutuhkan dorongan dari luar, semisal semangat dari pacar, dan lain sebagainya. Waktu terkadang juga sangat efektif untuk membantu membakar semangat juang agar jangan mau kalah pada rasa takut. Orang-orang sering menyebutnya sebagai the powe of kepepet . Mengenai hal the power of kepepet ini, saya sendiri pernah me

Meracau: Kasih Tuhan Selalu Menuntun Manusia Untuk Bangkit

Tak biasanya, sudah sepagi ini semangatku untuk menulis bebas (free writing) muncul. Biasanya aku selalu bermalas ria untuk melakukannya. Meski tak sedikit aturang dilanggar, tak apalah dihilangkan pelan-pelan. Sepertinya, aku sendang bergairah. Birahiku memuncak, ingin mengeluarkan segala sampah yang memenuhi kepala. Tak pelak, berat terasa, seakan ia baru saja terbentur tembok. Entah apa yang kupikirkan, kebingungan, merasa tak berguna, merasa lelah, bahkan menyesal telah menyianyiakan kemampuan yang ada. Pelatihan Sdm , Seberkas caya masuk menembus sela-sela jendela. Mungkin itu gambaran pencerahan yang sedang berupaya menarik tanganku keluar dari kubangan hitam yang menenggelamkan. Dua ekor katak sedang berasyik-maksyuk dibawah kolong timba. Tak sengaja aku mengintipnya, semoga tak membuat mereka terganggu. Garis tangan tak menyiratkan pertanda baik. Ah persetan dengan ramalan, seakan tak percaya Tuhan saja. Garis tangan tak ada kaitannya dengan garis takdir yang Tuhan berika

Meracau; Langkah Awal Untuk Bangkit

Waktu terasa begitu lambat berjalan bagi orang-orang kalah dan tersakiti. Ia berjalan lunglai menapaki jalan berbatu. Seekor burung tengah riang berkicau menertawakan langit yang murung. Tak ada senyum tersungging darinya. Aku meratapi kesedihan dan kepedihanku pagi ini. Sepagi ini!. Mungkinkah takdir kali ini enggan beriring dengan harapanku. Pelatihan Sdm . Seperti yang sudah sudah. Oh, kapankah ia berkenan sejalan. Apakah ini merupakan hukuman? Ataukah merupakan hadiah dari Tuhan? Tak ada yang tahu, tapi sudah sepantasnya untuk berbaik sangka pada-Nya. Bisa saja ini adalah takdir baik yang Ia hadiahkan. Tak ada yang ditakdirkan murung hingga akhir waktu. Sebab Tuhan adalah dzat yang maha Bijaksana. Manusia teramat lemah, tapi tak sadar akan ketakberdayaannya. Manusia sombong atas seupil pinjaman daya dari-Nya. Aku mencoba memperbaiki semua, tapi sepertinya tak akan ada yang berubah. Semua sudah terjadi. Ya sudahlah, tak mengapa. Tak perlu meratapi selamanya, sebab lembaran