Tak biasanya, sudah sepagi ini semangatku untuk menulis bebas (free writing) muncul. Biasanya aku selalu bermalas ria untuk melakukannya. Meski tak sedikit aturang dilanggar, tak apalah dihilangkan pelan-pelan.
Sepertinya, aku sendang bergairah. Birahiku memuncak, ingin mengeluarkan segala sampah yang memenuhi kepala. Tak pelak, berat terasa, seakan ia baru saja terbentur tembok.
Entah apa yang kupikirkan, kebingungan, merasa tak berguna, merasa lelah, bahkan menyesal telah menyianyiakan kemampuan yang ada. Pelatihan Sdm, Seberkas caya masuk menembus sela-sela jendela. Mungkin itu gambaran pencerahan yang sedang berupaya menarik tanganku keluar dari kubangan hitam yang menenggelamkan.
Dua ekor katak sedang berasyik-maksyuk dibawah kolong timba. Tak sengaja aku mengintipnya, semoga tak membuat mereka terganggu. Garis tangan tak menyiratkan pertanda baik. Ah persetan dengan ramalan, seakan tak percaya Tuhan saja. Garis tangan tak ada kaitannya dengan garis takdir yang Tuhan berikan.
Tentu tidaklah dimasuk akal jika tuhan semata menurunkan derita, tanpa bahagia. Tuhan selalu adil, tapi toh itu urusan tuhan jika memang mau melakukannya. Manusia tak boleh mendikte.
Bantal berbau apek tersusun bertumpuk. Ia menjadi saksi bisu akan kemalasanku membuat perubahan. Jika aku menuntut keadilan tuhan, artinya aku pun harus adil, bergerak dan membuat perubahan. Jadwal Pelatihan Sdm, Jangan jadi budak ketakbecusan.
Buku-buku bertumbpuk lesu, kusam tak pernah dibaca. Otak terasa berat, tak pernah terpakai. Menunggu dalam waktu yang lama. Ia terasa berat, seperti roda berkarat. Butuh penyesuaian akan terbiasa spontan. Entah butuh berapa ratus detik agar siap difungsikan. Semoga tak pernah lelah untuk berkembang.
Komentar
Posting Komentar