Waktu terasa begitu lambat berjalan bagi orang-orang kalah dan tersakiti. Ia berjalan lunglai menapaki jalan berbatu. Seekor burung tengah riang berkicau menertawakan langit yang murung. Tak ada senyum tersungging darinya.
Aku meratapi kesedihan dan kepedihanku pagi ini. Sepagi ini!. Mungkinkah takdir kali ini enggan beriring dengan harapanku. Pelatihan Sdm. Seperti yang sudah sudah. Oh, kapankah ia berkenan sejalan.
Apakah ini merupakan hukuman? Ataukah merupakan hadiah dari Tuhan? Tak ada yang tahu, tapi sudah sepantasnya untuk berbaik sangka pada-Nya. Bisa saja ini adalah takdir baik yang Ia hadiahkan.
Tak ada yang ditakdirkan murung hingga akhir waktu. Sebab Tuhan adalah dzat yang maha Bijaksana. Manusia teramat lemah, tapi tak sadar akan ketakberdayaannya. Manusia sombong atas seupil pinjaman daya dari-Nya.
Aku mencoba memperbaiki semua, tapi sepertinya tak akan ada yang berubah. Semua sudah terjadi. Ya sudahlah, tak mengapa.
Tak perlu meratapi selamanya, sebab lembaran baru selalu ada. Tinggal kapan kita berkenan membuatnya.
Sepotong senja tak mampu membantu, merapalkan mantranya untuk memikatmu. Desau anging pun sepertinya lupa menyelipkan surat cintaku di sela-sela jiwamu. Jadwal Pelatihan Sdm. Tak perlu menyalahkan semua. Memang ketakberdayaanku satu-satunya penyebab.
Sungguh, telah banyak waktu ku buang sia-sia sekedar untuk mengejar yang tak terkejar. Telah banyak waktu ku buang sia-sia menghabiskan secara Cuma-Cuma kesempatan berharga.
Tapi percayalah, tak pernah ada kata terlambat untuk memperbaiki.
Dan tai adalah kata yang sengaja ku sematkan dalam tulisan ini, untuk mengakhiri. Semoga kotoran di kepala segera terkuras semua.
Komentar
Posting Komentar